Minggu, 26 Februari 2017

Tapak Tilas  8 Maret Hari Perempuan Sedunia 


8 Maret seluruh perempuan di dunia tengah merayakan Hari Perempuan Sedunia atau International Women's Day. Hari Perempuan Sedunia merupakan sebuah hari besar yang dirayakan perempuan dalam berbagai bidang terutama bidang ekonomi, politik dan sosial. Perayaan ini salah satunya untuk memperingati kebakaran Pabrik Triangle Shirtwaist di New York pada tahun 1911 yang mengakibatkan 140 orang perempuan kehilangan nyawanya.

 Kemudian ada peristiwa lainnya yang terjadi pada 8 Maret 1857 di New York City. Perempuan dari pabrik pakaian tekstil mengadakan protes karena apa yang mereka rasakan kondisi kerja yang buruk dan tingkat gaji yang rendah. Para pengunjuk rasa kemudian diserang dan dibubarkan polisi. Kaum perempuan membentuk Serikat buruh. Ditengah gelombang industrialisasi dan ekspansi ekonomi menyebabkan timbulnya protes-protes mengenai kondisi kerja inilah gagasan awal perayaan International Women's Day ini dicetuskan. 

Hari perempuan sempat hilang pada masa 1910-20an. Tapi peringatan ini dihidupkan bersamaan dengan bangkitnya feminisme pada era 60-an. Tahun 1975 PBB mulai mensponsori peringatan Hari Perempuan Sedunia dan menetapkan tanggal 8 Maret sebagai Hari Perempuan Internasional/IWD. Hari Perempuan Internasional secara maenstream belum merupakan hari penting dalam kalender resmi Negara Indonesia, tidak tercatat sebagai hari peringatan dalam kalender baik sebagaimana hari libur nasional. 

Hanya pada zaman Soekarno organisasi-organisasi perempuan Indonesia turut memperingati IWD, diantaranya PERWARI yang sempat menjadi WIDF (women International democratic federation) mengadakan kegiatan terkait hari perempuan, organisasi perempuan lain seperti GERWANI juga memperingati IWD. 

Sejak PBB mengadakan konferensi PerempuanSedunia Pertama tahun 1975, IWD menjadi bagian tak terpisahkan dalam jaringan perjuangan perempuan sedunia, hingga tahun 1978 ditetapkan secara resmi dalam kalender PBB sebagai hari yang hingga kini, banyak negara IWD merupakan momentum kilas balik review pencapaian dan pencapaian perempuan dari masa ke masa . Akan tetapi pada masa orde baru, peringatan IWD dilarang dianggap bermuatan komunis. Namun organisasi perempuan yang ada dibentuk secara swadaya pada 1980-1990an mulai mengadakan kegiatan dan semakin terbuka dan dikenal publik. 

Tahun 1990 -1991 mengorganisir diskusi perempuan Internasional di kampus UGM, masa situasi represif Orde baru hari perempuan internasional diperingati dengan cara berdemo oleh aktivis perempuan di Yogyakarta dengan mbentuk Forum Diskusi Perempuan Yogyakarta (FDPY) sekarang menjadi organisasi perempuan dengan nama RUMPUN. 

Pada tahun 1996 di Yogyakarta aktivis mahasiswi ber-happening art di Mall Jalan Malioboro untuk mensosialisasikannya perjuangan perempuan melawan kekerasan dan melawan kapitalisme yang dipresentasikan di mall. Pada 8 Maret 1998 , IWD di Jakarta salah satu persatuan beberapa organisasi perempuan diperingati antara lain Suara Ibu Peduli, Jurnal Perempuan, dll dengan menggelar Doa bersama Antar Iman dan penggalang dana sumbangan bagi TKW. Peringatan tersebut bertepatan dengan beberapa hari penangkapan aktivis SIP yang berdemo di bundaran HI. 

Tahun 1999 SERUNI (seruan perempuan Indonesia) memperingati dengan aksi Perempuan Menetang Korupsi di Senayan Plaza diikuti beberapa perempuan Aktivis dan non aktivis yang tuntutannya menekankan korupsi sebagai pola, perilaku dan sistem yang korup yang menyuburkan kekerasan dan perampasan hak orang lain. Seruan Seruni agar perempuan memperkuat solidaritas untuk menghindari perpecahan antar suku, agama, ras dan kelas serta menjalin solidaritas gerakan perempuan lain di seluruh dunia. 

Sampai tahun-tahun selanjutnya peringatan IWD lebih semarak dan lebih beragam dengan melibatkan banyak pihak di luar organisasi perempuan. Pada tanggal 4 Maret 2017 di Bundaran HI peringatan IWD yaitu Women's March Jakarta untuk perempuan Indonesia mengusung tema "Menuju Delapan Maret: Delapan Tuntutan Perempuan Indonesia untuk Peradaban yang Setara". Mari kita merayakan dan memaknai 8 Maret hari perempuan internasional tahun ini dengan melibatkan lintas sektoral, agama, kelas, suku, dll untuk bersama mengingatkan kembali pada keberagaman dan toleransi. NKRI dan Pancasila harga mati


-Melda Imanuela, Siaga 1 Jaksel , 25 Feb 2017-

0 komentar:

Posting Komentar